Home / Blog / Apakah Saudi Pro League Sudah Kehabisan Bensin?
Apakah Saudi Pro League Sudah Kehabisan Bensin?

Apakah Saudi Pro League Sudah Kehabisan Bensin?

Jelang musim baru, tak ada pergerakan transfer besar di Saudi dan kini disebut-sebut bakal menyusul Chinese Super League yang hancur.

Arab Saudi mengguncang dunia sepakbola di musim panas 2023. Sekira £750 juta digelontorkan untuk mendatangkan 97 pemain baru. Nama-nama seperti Karim Benzema, Neymar, Sadio Mane, Riyad Mahrez dan beberapa pemain besar lainnya mengikuti jejak Cristiano Ronaldo, yang lebih dulu gabung ke Al Nassr di bursa transfer sebelumnya.

Sebagaimana yang dikatakan bos Manchester City, "Saudo Pro League telah mengubah bursa transfer. Hanya beberapa bulan lalu, ketika Cristiano jadi satu-satunya yang pergi, tak seorang pun membayangkan berbondong-bondong pemain top bakal bermain di sana. Saya kira dalam waktu dekat ini bakal terjadi lebih banyak lagi dan lagi."

Meski ada beberapa pemain baru yang cukup dikenal datang sejak bursa transfer musim panas dibuka bulan lalu, klub-klub Saudi tidak seaktif tahun lalu. Jadi, apakah Saudi sudah kehabisan bensin? Apakah SPL akan mengalami kolaps seperti Liga Super Tiongkok? Atau bisakah kami memperkirakan akan kedatangan lebih banyak lagi superstar dalam beberapa pekan mendatang?

#Salah tetap bertahan

Direktur sepakbola Pro League Michael Emenalo mengakui pada Mei lalu bahwa Mohamed Salah dan Kevin De Bruyne adalah "tipe pemain" yang liga itu akan targetkan di musim panas. "Pada bursa transfer mendatang," kata mantan direktur teknik Chelsea kepada The Telegraph, "jika ada kesempatan untuk menggelontor secara signifikan pada seorang pemain yang kami pikir akan benar-benar membawa yang kami butuhkan, kami akan mewujudkannya."

Kendati demikian, Salah secara mengejutkan memutuskan untuk bertahan di Liverpool dan diyakini jika sang winger Mesir, yang coba diupayakan Al Ittihad pada September lalu senilai £150 juta, pada akhhirnya akan memperpanjang kontrak yang kadaluarsa di akhir musim ini.

#Tak ada kesepakatan dengan De Bruyne

Sedangkan De Bruyne, pria 33 tahun itu tak menyembunyikan ketertarikannya akan megakontrak yang ditawarkan Arab Saudi. "Di usia saya, Anda harus membuka diri untuk segalanya," ungkapnya kepada HLN. "Anda bicara tentang nominal uang yang luar biasa besar, yang mungkin menjadi akhir karier saya. Terkadang, Anda harus memikirkan tentang itu.

"Jika saya bermain di sana selama dua tahun, saya akan bisa mendapatkan nominal uang yang luar biasa besar. Sebelumnya saya harus bermain sepakbola selama 15 tahun. Saya mungkin bahkan tidak bisa memperoleh uang sedemikian besar.

"Kemudian, Anda harus memikirkan apa artinya itu selanjutnya. Saya masih memiliki satu tahun tersisa di kontrak saya, jadi saya harus memikirkan tentang apa yang bisa terjadi. Anak tertua saya sekarang delapan tahun dan tidak tahu apa-apa selain Inggris. Dia juga bertanya berapa lama saya akan bermain untuk City. Ketika tiba saatnya, kami harus menghadapinya dengan cara tertentu."

Meski begitu, sekarang tampaknya sangat tidak mungkin jika City membiarkan De Bruyne angkat kaki sebelum bursa transfer ditutup, mengingat Guardiola mempertegas dengan sangat gamblang bahwa dia ingin mempertahankan kreator kunci dia.

#Penolakan Richarlison

Al Nassr juga frustrasi dengan penawaran mereka untuk Ederson dari City, meski kiper Brasil itu dilaporkan tertarik dengan uang bombastis bila ke Timur Tengah, setelah memenangkan hampir semua yang bisa dimenangkan di Eropa. Namun, kolega sang kiper di timnas, Richarlison, tidak begitu bersemangat.

Bahkan dengan klubnya saat ini yang selangkah lagi mengangkut Dominic Solanke dari Bournemouth, yang berarti menit bermain mungkin akan berkuang bagi striker yang sedang berjuang itu, Richarlison di awal pekan ini menolak kesempatan untuk bergabung dengan tim Saudi yang tidak disebutkan itu.

"Ada sebuah tawaran, tapi mimpi saya adalah bermain untuk Selecao dan di Liga Primer Inggris menjadi wadahnya," tuturnya kepada ESPN Brasil.

Penolakan Richarlison menjadi pengingat dari kesulitan yang dialami Pro League dalam menarik pemain yang menedekati apa yang seharusnya menjadi tahun-tahun terbaik mereka. Bahkan pemain seperti Romelu Lukaku, yang berusia 31 tahun dan telah berbicara secara positif mengenai Liga Arab Saudi di masa lalu, masih berharap untuk reuni dengan Antonio Conte di Napoli ketimbang menerima tawaran dari Timur Tengah karena dia yakin, masih banyak yang bisa ditawarkannya dan mungkin bisa dibuktikan di level tertinggi.

Dalam hal ini, tak mengherankan bila Pro League masih membawa bintang-bintang yang menua seperti Pierre-Emerick Aubameyang, yang datang di balik musim briliannya di Marseille, juga mantan bintang Real Madrid Nacho Fernandez.

Emenalo tetap menyadari bahwa Arab Saudi adalah destinasi atraktif bagi para veteran yang mencari masa "perpanjangan karier" dan kembalinya N'Golo Kante untuk Prancis tepat waktu untuk Euro 2024 membuat banyak orang terperangah dan memperhatikan, sebab hal itu menunjukkan bahwa pemain yang retan cedera sebelumnya bisa mengambil manfaat dari bermain di liga yang tidak terlalu menuntut fisik.

Meski begitu, ada beberapa pemain yang lebih signifikan dibanding Aubameyang dan Nacho dalam beberapa pekan terkini. Keduanya bergabung ke klub promosi Al Qadsiah, yang didukung oleh perusahaan minyak nasional Saudi Aramco dan juga telah mengangkut Ezequiel Fernandez [22], Julian Quinones [27] masing-masing dari Boca Juniors dan America.

Di tempat lain, setelah gagal dalam upaya merekrut Ederson, juga dengan kiper Juventus Wojciech Szczesny, Al Nassr malah merekrut Bento, kiper Brasil 25 tahun yang sangat disegani. Di samping itu, Al Ittihad-nya Benzema telah mempertegas niat mereka untuk menebus kegagalan juara tahun lalu dengan membayar €60 juta untuk winger Aston Villa Moussa Diaby [25] dan tambahan €12 juta untuk gelandang Aljazair Houssem Aouar [26].

Kesepakatan ini merupakan gambaran dari upaya Pro League untuk tak hanya menambah kualitas tapi juga menurunkan usia rata-rata pemain asing yang diangkut, dengan penekanan besar sekarang diberikan untuk para pemain muda di liga ini.

#Puas dengan nasib mereka?

Tentu, minimnya pengumuman transfer apa pun telah menarik banyak perhatian, khususnya di sepakbola Eropa. Al Ittihad mungkin sibuk, tapi melihat tiga rivalnya dari Big Four Pro League, yang semuanya dimiliki Public Investment Fund [PIF], Bento masih jadi satu-satunya rekrutan Al Nassr, sementara baik Al Ahli maupun juara bertahan Al Hilal belum menuntaskan satu pun transfer.

Akan mengejutkan bila hal itu masih terjadi di pengujung bursa transfer Eropa. Serangkaian aktivitas diantisipasi dalam beberapa pekan ke depan, karena musim panas yang relatif tenang sejauh ini dapat dikaitkan dengan Euro dan Copa America yang berjalan di tengah Juli. Satu langkah besar dapat memicu dengan mudah komidi putar transfer.

Namun, Emenalo mengatakan sejak awal bahwa pasar Saudi akan melambat setelah habis-habisan di musim panas lalu. Rencananya adalah selalu mencitrakan diri mereka sebagai kekuatan utama, "bersaing secara agresif" untuk para pemain top lalu "memberi mereka waktu untuk beradaptasi dan tampil bagus".

Karena alasan itu, Al Hilal, sebagai contoh, tidak merencanakan transaksi besar apa pun karena mereka pada dasarnya memandang Neymar, yang absen sepanjang musim lalu karena cedera, sebagai tambahan baru untuk tim yang memenangkan liga tanpa terkalahkan.

Alhasil, sebagian besar tim Pro League memiliki kualitas yang cukup di skuad mereka untuk bersaing di AFC Champions League dan -- dalam kasus Al Hilal -- FIFA Piala Dunia Antarklub yang diperluas pada 2025.

Saudi Pro League

Comments

# Related Posts

No related posts found.